Yogyakarta, 3 Desember 2012
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh...
LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMILYTIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis,
dan dapat timbul akut ataukronik. Bentuk
akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasilocal yang
berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul
sebagaikomplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring
(faringitis), telinga(otitis media) dan
kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus,Haemophylus
influenzae) berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang
didekatlempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.
Akibat
perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas
ini akan terasa nyeri
dan nyeri tekan. Perlu
sekali mendiagnosisosteomielitis
ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak, sehingga pengobatan denganantibiotika
dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat
dilakukandengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk
mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusakan yang dapat menimbulkankelumpuhan.
Diagnosis yang salah pada anak-anak yang menderita osteomilitis dapatmengakibatkan
keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.
Pada
orang dewasa, osteomilitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran darah,namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.Osteomielitis
kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomielitis sangan resisten
terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat
sulit untuk ditangani, bahkantindakan drainase dan debridement, serta pemberian
antibiotika yang tepat masih tidak cukup
untuk menghilangkan penyakit.
Osteomielitis
sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula ditemukan pada bayi dan neonatus. Insiden di amerika 1
dari 5000 anak, dan 1 dari 1000 padaneonatal.
Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara berkembang. Osteomielitis pada anak-anak sering bersifat
akut dan menyebar
secara hematogen, sedangkanosteomielitis
pada orang dewasa merupakan
infeksi subakut
atau kronik yang berkembang
secara sekunder dari fraktur terbuka dan meliputi jaringan lunak.
Kejadian pada anak laki-laki lebih
sering dibandingkan dengan anak perempuandengan perbandingan 4:1. Lokasi yang
tersering ialah tulang-tulang panjang, misalnyafemur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Namun tibia
menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena pada tibia
hanya terdapat sedikit pembuluh darah. Faktor-faktor
pasien seperti perubahan pertahanan netrofil, imunitas humoral, danimunitas
selular dapat meningkatkan resiko osteomielitis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi dari osteomilitis
2.
Bagaimana patofisiologi dari osteomilitis
3.
Apa saja penyebab dari osteomilitis
4.
Apa tanda dan gejala osteomilitis
5.
Bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien dengan osteomilitis
C.
Tujuan :
1.
Untuk mengetahui definisi dari
osteomilitis
2.
Untuk mengetahui patofisiologi
osteomilitis
3.
Untuk mengetahui apa saja penyebab
osteomilitis
4.
Untuk mengetahui apa tanda dan gejala
osteomilitis
5. Untuk
mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan osteomilitis
D.
Manfaat
a. Bagi
Penulis
Setelah
menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit osteomilitis
agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
b. Bagi
Pembaca
Diharapkan agar
pembaca dapat mengetahui tentang osteomilitis
lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit osteomilitis
c. Bagi
Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat
menambah wawasan dan informasi dalam penanganan osteomilitis
sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik.
d. Bagi
Institusi Pendidikan
Dapat menambah
informasi tentang osteomilitis serta dapat
meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Osteomyelitis
adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau kortek tulang
dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh).
(Reeves,2001:257).
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi
karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih
sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis
eksogen) (Corwin, 2001).
Osteomielitis
adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000).
B.
Klasifikasi
Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2
yaitu :
1.
Osteomyelitis
primer penyebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme berasal dari fokus
ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah.
2.
Osteomyelitis
Sekunder terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul,
luka, fraktur, dan sebagainya (Mansjoer, 2000).
Menurut
lama infeksi dibedakan atas :
1.
Osteomyelitis
akut
Osteomielitis
yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu
timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada anak-anak dari pada orang
dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah.
Tanda-Tanda
Osteomyelitis Akut
a. Nyeri daerah lesi
b. Demam, menggigil, malaise,
pembesaran kelenjar limfe regional
c. Sering ada riwayat infeksi
sebelumnya atau ada luka
d. Pembengkakan lokal
e. Kemerahan
f. Suhu raba hangat
g. Gangguan fungsi
h. Lab = anemia, leukositosis
Osteomielitis
Akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis
hematogen
Merupakan
infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut
biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.
Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering terinfeksi
biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis menyebabkan
thrombosis dan nekrosis local serta pertumbuhan bakteri pada tulang itu
sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset
yang lambat.
b.Osteomielitis direk
Disebabkan
oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat trauma atau
pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi
bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus infeksi atau
sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi klinis dari osteomielitis direk
lebih terlokasasi dan melibatkan banyak jenis organisme.
2.
Osteomielitis sub-akut
Yaitu
osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau sejak
penyakit pendahulu timbul.
3.
Osteomyelitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2
bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa),
misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
Tanda-Tanda
Osteomyelitis Kronis
a. Ada luka, bernanah, berbau busuk,
nyeri
b. Gejala-gejala umum tidak ada
c. Gangguan fungsi kadang-kadang
kontraktur
d. Lab = LED meningkat
C. Etiologi
Adapun
penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
1.
Bakteri
Menurut
Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus
aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia
coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2.
Virus
3.
Jamur
4.
Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C,
2002).
Osteomyelitis
juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free encyclopedia, 2000)
yaitu:
1.
Aliran darah
Infeksi
bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di
tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi). Aliran darah
bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Pada anak-anak,
infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan pada
orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul. Osteomyelitis akibat penyebaran
hematogen biasanya terjadi ditempat di mana terdapat trauma.
2. Penyebaran
langsung
Organisme bisa
memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera traumatik
seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar
yang menembus tulang.
3.
Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya
Osteomyelitis
dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi pada
jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari
atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami
kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit
yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).
D. Patofisiologi
Patologi yang terjadi pada
ostemielitis hematogen akut tergantung pada usia,daya tahan klien,lokasi
infeksi,dan virulensi kuman.Infeksi terjadi melalui saluran darah dari focus
ditempat lain dalam tubuh pada fase bakteremia dan dapat menimbulkan
septikimia.Embulus infeksi kemudian masuk ke dalam juksta empifisis pada daerah
metafisis tulang panjang.Proses selanjutnya adalah tejadi hyperemia dan edema
di daerah metafisis di sertai dengan pembentukan pus.Terbentuknya pus ketika
jaringan tulang tidak dapat bersekpensi,menyebabkan tekanan dalam tulang
meningkat.Peningkatan tekanan dalam tulang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan
timbul trombosis pada pembuluh darah tulng dan akhirnya menyebabkan nekrosis
tulang.disamping proses yang di sebutkan di atas,pembentukan tulang baru yang
ektensif terjadi pada dalam poreosteus sepanjang deafisis(terutam pada
anak-anak)sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang seperti peti mayat dengan
jaringan sekuestrum di dalamnya.proses ini terlihat jelas pada akhir minggu ke
dua.Apabial pus menembus tulang ,terjadi pengalian pus (discharge)keluar
melalui lubang yang di sebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan
kulit.Pada tahap selanjutnya, penyakit osteomielitis kronis.Pada daerah tulang
kanselus,infeksi dapat terlokalisasi serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang
membentuk abses tulang kronis.
E. Komplikasi
1. Dini :
a. Kekakuan yang permanen pada
persendian terdekat (jarang terjadi)
b. Abses yang masuk ke kulit dan tidak
mau sembuh sampai tulang yang mendasarinya sembuh
c. Atritis septik
2. Lanjut :
a. Osteomielitis kronik ditandai oleh
nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan
fungsi tubuh yang terkena
b. Fraktur patologis
c. Kontraktur sendi
d. Gangguan pertumbuhan
- Tanda dan Gejala
Fase akut adalah fase
sejak terjadinya infeksi sampai 10-15 hari. pada fase ini tampak panas tinggi
dan sakit keras, nyeri tulang dekat sendi, tidak dapat menggerakkan anggota
bersangkutan, pembengkakan lokal, dan nyeri tekan.
Pada osteomilitis
kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan
bengkak atau disertai terjadinya fistel. ( Kapita selekta kedokteran jilid 2).
- Pemeriksaan Penunjang
1.
Pemeriksaan darah
Sel
darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endap
darah
2.
Pemeriksaan titer antibody – anti
staphylococcus
3.
Pemeriksaan kultur darah untuk
menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas
4.
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan
feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri
salmonella
5.
Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan
proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan digunakan untuk
serangkaian tes.
6.
Pemeriksaan ultra sound
Yaitu
pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
7.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan
photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik. Setelah
2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus dan kerusakan
tulang dan pembentukan tulang yang baru.
8.
Bone
scan : dapat dilakukan pada
minggu pertama
9.
MRI :
jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2, maka
kemungkinan besar adalah osteomielitis.
- Penatalaksanaan
1.
Perawatan di rumah sakit
2.
Pengobatan suportif dengan pemberian
infus
3.
Pemeriksaan biakan darah
4.
Antibiotikspektrum luas yang efektif
terhadap gram positif maupun gram negatif diberikan langsung tanpa menunggu
hasil biakan darah secara parenteral selama 3-6 minggu.
5.
Imobilisasi anggota gerak yang terkena
6.
Tindakan pembedahan
a.
Indikasi untuk melakukan tindakan
pembedahan ialah :
b.
Adanya abses
c.
Rasa sakit yang hebat
d.
Adanya sekuester
e.
Bila mencurigakan adanya perubahan ke
arah keganasan (karsinoma epedermoid). saat yang terbaik untuk melakukan
tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup kuat untuk mencegah
terjadinya fraktur pasca pembedahan.
- Pengkajian
1.
Aktifitas
atau istirahat
Tanda :
Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur
itu sendiri, atau terjadi secara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri).
2.
Sirkulasi
Tanda : Hipertensi
(kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri/ansietas) atau hipotensi
(kehilangan darah). Takikardi (respon stress, hipovolemia) Penurunan / tak ada
nadi pada bagian distal yang cedera; pengisian kapiler lambat, pucat pada
bagian yang terkena. Pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi
cidera.
3.
Neurosensori
Gejala : Hilang
gerakan/ sensasi, spasme otot, Kebas/kesemutan (parastesis). Tanda : Deformitas
lokal; angulasi abnormal, pemendekan, rotasi. Krepitasi (bunyi berderit),
spasme otot, terlihat kelemahan/hilang fungsi.
4.
Nyeri
/kenyamanan
Gejala : Nyeri berat
tiba-tiba pada saat cidera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan/kerusakan
tulang, dapat berkurang pada imobilisasi).
Keamanan : Tanda :
Laserasi kulit, avulsi jaringan, pendarahan, perubahan warna, pembekakan lokal
(dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)
- Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( proses inflamasi )
- Risiko Infeksi berhubungan dengan
- Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
- Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, gangguan muskuloskeletal
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak familier dengan sumber informasi
- Perencanaan
NOC
|
NIC
|
Pain
Control :
|
Pain
Management :
1.
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
2.
Kaji nyeri secara komprehensif
meliputi ( lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri )
3.
Kaji skala nyeri
4.
Gunakan komunikasi terapeutik
agar klien dapat mengekspresikan nyeri
5.
Kaji factor yang dapat
menyebabkan nyeri timbul
6.
Anjurkan pada pasien untuk cukup
istirahat
7.
Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
8.
Monitor tanda tanda vital
9.
Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi (relaksasi) untuk mengurangi nyeri
10. Jelaskan
factor factor yang dapat mempengaruhi nyeri
11. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat
|
Risk
Control :
1. Suhu
tubuh dbn ( 36-37°C )
2. Frekuensi
nafas dbn ( !6-24x/menit )
3. Tidak
terjadi infeksi lebih laanjut
4. Tidak
ada tanda tanda inflamasi ( rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolesa )
5. Pasien
dan keluarga mengetahui tindakan yang tepat untuk mencegah infeksi
6. Pasien
dan keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala infeksi
7. Pasien
dan keluarga dapat mengetahui cara perawatan luka yang tepat
8. Integritas
kulit membaik
|
Infection
Control :
1. Observasi
dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor.
2. Kaji
tanda tanda vital
3. Lakukan
teknik perawatan luka yang tepat
4. Tingkatkan
nutrisi dan cairan
5. Monitor
temperature tubuh
6. Gunakan
srategi untuk mencegah infeksi nosokomial
7. Anjurkan
untuk istirahat yang adekuat
8. Batasi
pengunjung bila perlu
9. Ajarkan
pada klien dan keluarga cara perawatan luka yang tepat
10. Jelaskan
pada klien dan keluarga bagaimana mencegah infeksi
11. Jelaskan
pada klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
12. Anjurkan
dan ajarkan pada klien dan keluarga mencuci tangan dengan sabun
13. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi obat
|
Mobility
:
|
Exercise therapy joint mobility
Exercise therapy : ambulation
1. Monitoring
vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
2.
Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
3.
Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
4.
Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
5. Kaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi
6. Latih
pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
7. Dampingi
dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
8.
Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
9.
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
|
Kowlwdge
: disease process
1. Familiar
dengan nama penyakit
2. Mendeskripsikan
proses penyakit
3. Mendeskripsikan
factor penyebab
4. Mendeskripsikan
factor resiko
5. Mendeskripsikan
efek penyakit
6. Mendeskripsikan
tanda dan gejala
7. Mendeskripsikan
perjalanan penyakit
8. Mendeskripsikan
tindakan untuk menurunkan progresifitas penyakit
9. Mendeskripsikan
komplikasi
10. Mendeskripsikan
tanda dan gejala dari komplikasi
11. Mendeskripsikan
tindakan pencegahan untuk komplikasi
|
Teaching
: disease Process
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi
karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih
sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis
eksogen).
· Luka tusuk pada jaringan lunak atau tulang akibat gigitan
hewan, manusia atau penyuntikan intramusculus dapat menyebabkan osteomielitis
eksogen. Osteomielitis akut biasanya dapat disebabkan oleh bakteri maupun
virus, jamur, dan mikro-organisme lain.
· Osteomielitis
adalah penyakit yang sulit diobati karena dapat terbentuk abses local. Abses
tulang biasanya memiliki pendarahan yang sangat kurang, dengan demikian,
penyampaian sel-sel imun dan antibiotic terbatas. Apabila infeksi tulang tidak
diobati secara segera dan agresif, nyeri hebat dan ketidak mampuan permanen
dapat terjadi (Corwin, 2001).
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran
Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby
Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC).
America : Mosby
Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran
. Jakarta. Media Aesculapius
Doenges, Marilynn E, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Http//www.asuhan-keperawatan-pasien-dengan_2440.html, Http//www. laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan_4945.html
Terimakasih telah berkunjung & Semoga membawa manfaat bagi kita semua... :)
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh...
Oleh : Dini Kurniawati |Dana dan Usaha Himika 2012/2013
NUMPANG IKLAN LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMIELITIS YA KKK,
BalasHapushttp://pustakaperawatku.blogspot.co.id/2016/11/lp-osteomielitis.html