Makalah Malpresentasi Muka

Created by : Nur Indah Trisna Sari
Yogyakarta, 4 Desember 2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain dengan adanya kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intra uterine. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan kelainan pada presentasi intra uterin juga tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Saat ini tidak ada metode yang akurat untuk meramalkan secara pasti tentang adanya Disproporsi Fetopelvik baik secara klinis maupun menggunakan alat radiologis oleh sebab itu tenaga kesehatan sangat perlu mengetahui bagaimana mendeteksi secara dini penyulit- penyulit yang akan terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, dan janin. Terutama kasus  malposisi dan malpesentasi, agar tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dapat melakukan penanganan yang tepat.

B.   Rumusan masalah
          1.      Apa yang dimaksud dengan malpresentasi?
          2.      Bagaimana etiologinya pada malpresentasi muka?
          3.      Bagaimana patofisiologinyapada malpresentasi muka?
          4.      Bagaimana diagnosispada malpresentasi muka?
          5.      Apa saja komplikasipada malpresentasi muka?
          6.      Bagaimana Penatalaksanaan pada malpresentasi muka?

C.   Tujuan
         1.      Untuk mengetahui definisi malpresentasi.
         2.      Untuk mengetahuiKonsep dasar kelainan pada malpresentasi muka.
         3.      Untuk mengetahuietiologinya pada malpresentasi muka.
         4.      Untuk mengetahuipatofisiologinya pada malpresentasi muka.
        5.      Untuk mengetahui diagnosis pada malpresentasi muka.
        6.      Untuk mengetahui komplikasi pada malpresentasi muka.
        7.      Untuk mengetahui Penatalaksanaan pada malpresentasi muka.



BAB II
PEMBAHASAN


A.  Definisi
Pengertian Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex, sedangkan Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput sebagai titik referensi,masalah: janin yang dalam keadaan malpresntasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet.

B.   Konsep dasar kelainan pada malpresentasi
Presentasi muka
Pada presentasi muka letak janin memanjang, presentasi kepala, bagian terendah janin muka, sikap extensi sempurna. Presentasi muka terjadi jika sikap kepala janin adalah ekstensi lengkap, oksiput janin bersentuhan dengan tulang belakangnya dan akan terjadi presentasi wajah. Sebagian besar terjadi selama persalinan dari presentasi vertex dengan oksiput posterior.Hal ini disebut sebagai presentasi wajah sekunder.Presentasi wajah yang terjadi sebelum persalinan merupakan hal yang jarang terjadi dan hal ini disebut sebagai presentasi wajah primer.Terdapat enam posisi dpada presentasi wajah.Denominatornya adalah dagu dan diameter bagian presentasi adalah submentobregmantika dan bitemporal (Fraser, Diane M, 2009).

C.   Etiologi
Setiap keadaan yang menghambat masuknya kepala dalam sikap fleksi dapat menjadi etiologi presentasi muka. Ada hubungan antara sikap extensi dengan disproporsi kepala panggul dan oleh karena ini merupakan kombinasi yang serius maka dengan teliti harus dikesampingkan kemungkinan adanya panggul sempit atau kepala janin yang besar. Sebab-sebab extensi yang jarang dijumpai antara lain adalah neoplasma thyroid yang mekanismenya adalah mendesak kepala ke belakang: Lilitan tali pusat berkali-kali pada leher sehingga mencegah flexi. Janin anencephalus seringkali ada dalam keadaan presentasi muka dan mempunyai insidensi prematuritas lebih tinggi (Oxorn, Harry dan William R. Forte, 2010).
Adapun penyebab lain:
      1.    Kemiringan anterior uterus
Uterus wanita multipara dengan otot abdomen yang kendur dan abdomen yang menggantung akan condong ke depan dan mengubah arah aksis uterus. Hal ini menyebabkan bokong janin condong ke depan dan kekuatan kontraksi diarahkan pada garis yang menuju dagu bukan oksiput dan menyebabkan terjadinya ekstensi kepala.
2.   Kontraksi pelvis
Pada pelvis yang datar, kepala masuk ke dalam diameter tranversal gelang pelvis dan tonjolan parietal tertahan pada konjugat obstetric, kepala menjadi terekstensi dan terjadi presentasi wajah. Kemungkinan lainnya adalah jika kepala berada pada posisi posterior, akan terjadi presentasi vertex dan tetap dalam keadaan terdefleksi, tonjolan parietal tertahan pada dimensi sakrotiloid, oksiput tidak menurun, kepala menjadi terekstensi dan akibatnya terjadi presentasi wajah. Hal ini cenderung terjadi pada pelvis android, yang dimensi sakrotiloidnya kecil.
3.   Polihidramnion
Jika terjadi presentasi vertex dan selaput ketuban pecah secara spontan, desakan aliran cairan dapat menyebabkan kepala mengalami ekstensi pada saat masuk ke uterus bagian bawah.
4.   Abnormalitas kongenital
Anensefali dapat menyebabkan terjadinya presentasi wajah. Pada presentasi sefalik, karena vertex tidak ada, wajah terdorong ke depan dan menjadi bagian presentasi janin. Tumor leher janin, walaupun jarang juga dapat menyebabkan ekstensi kepala (Fraser, Diane M, 2009).

D.  Patofisiologi
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia trakeloparietal yang sedikit lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan dapat terjadi karena  adanya kesempitan panggul dan janin besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka karena kepala menagalami defleksi.

E.   Diagnosis
1.    Pemeriksaan abdomen
Sama pada presentasi dahi yaitu ketika dipalpasi akan teraba dada yang seperti punggung, bagian kepala yang menonjol yang berada di sebelah berlawanan dengan letak dada.
2.   Auskultasi
Denyut jantung janin ditransmisikan melalui dinding depan thorax janin dan terdengar paling keras di kuadran kiri bawah perut ibu, pada sisi yang sama dengan bagian-bagian kecil
3.   Pemeriksaan vagina
Akan teraba dagu, mulut, hidung dan pinggir orbita.
4.   Pemeriksaan Sinar-X
Pemerikasaan radiologis berguna baik untuk mendiagnosis kedudukan maupun untuk memperkirakan kapasitas panggul.

F.   Komplikasi
1.    Persalinan Macet
Wajah tidak seperti vertex, tidak mengalami moulage.Oleh karena itu, kontraksi minor pelvis sudah dapat menyebabkan persalinan macet.Pada posisi mentoposterior persisten, wajah terjepit dan diperlukan tindakan seksio sesaria.
2.   Prolaps Tali Pusat
Prolapse tali pusat lebih sering terjasi jika ketuban pecah karena wajah merupakan bagian presentasi janin yang tidak sesuai. Pemeriksaan vagina harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
3.   Memar Pada Wajah
Wajah bayi selalu memar dan bengkak pada saat lahir, dengan edema pada kelopak mata dan bibir. Kepala memanjang dan bayi akan berbaring denga posisi kepala ekstensi. Edema akan hilang dalam 1-2 hari dan memar biasanya akan sembuh dalam seminggu.
4.   Perdarahan Serebral
Tidak adanya moulage pada tulang wajah dapat menyebabkan perdarahan intracranial akibat kompresi berlebihan tengkorak wajah atau kompresi ke arah belakang pada moulage.
5.   Trauma Maternal
Laserasi perineum yang luas dapat terjadi pada pelahiran karena besarnya diameter submentovertikal dan biparietal yang mendistensi vagina dan perineum.Terdapat peningkatan insiden pelahiran denganoperasi, baik dengan forcep maupun seksio sesaria dan keduanya meningkatkan morbiditas maternal (Fraser, Diane M., 2009).

6.   Penatalaksanaan
Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan persalinan presentasi belakang kepala. Secara berurutan akan terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi internal, fleksi, ekstensi dan rotasi eksternal. Sebelum masuk panggul biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi maksimal, sehingga masih presentasi dahi. Ketika terjadi penurunan kepala, tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi presentasi muka. Ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi transversal atau oblik (Sarwono, 2008).
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin presentasi muka hendak dilahirkan vaginal.Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi pembukaan lengkap.Apabila setelah pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau di atas indikasi obstetric lainnya (Sarwono, 2008)
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu anterior dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.Melakukan perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior atau mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya.Melahirkan bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak diperkenankan.Pada janin yang meninggal, kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah sesar (Sarwono, 2008).


1.    Kala Satu
Ketika mendiagnosis adanya presentasi wajah, observasi rutin kondisi maternal dan janin dilakukan seperti halnya pada persalinan normal.Segera setelah ketuban pecah, pemeriksaan vagina harus segera dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya prolaps tali pusat.Penurunan kepala harus diobservasi secara abdominal dan pemeriksaan vagina dilakukan setiap 2-4 jam untuk mengkaji dilatasi serviks dan penurunan kepala.Jika posisi kepala tetap tinggi walaupun uterus berkontraksi dengan baik, seksio sesaria cenderung diakukan (Fraser, Diane M., 2009).
1.    Kelahiran Kepala
Ketika wajah terlihat pada vulva, ekstensi harus dipertahankan dengan menahan sinsiput ke belakang dan membiarkan dagu keluar dari bawah simfisis pubis sebelum oksiput menelusuri perineum. Pada posisi mentoanterior, kemungkinan akan dilakukan kelahiran dengan menggunakan forcep; jika tidak berotasi penuh atau posisi tetap mentoposterior, pelahiran dengan forcep rotasi dapat dilakukan. Jika kepala menjadi terjepit atau dicurigai terjadi disproporsi, seksio sesaria perlu dilakukan (Fraser, Diane M., 2009).



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex,sedangkan Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput sebagai titik referensi, masalah: janin yang dalam keadaan malpresntasi dan malposisi kemungkinan menyebabkan partus lama atau partus macet.
Pada presentasi muka letak janin memanjang, presentasi kepala, bagian terendah janin muka, sikap extensi sempurna. Presentasi muka terjadi jika sikap kepala janin adalah ekstensi lengkap, oksiput janin bersentuhan dengan tulang belakangnya dan akan terjadi presentasi wajah. Sebagian besar terjadi selama persalinan dari presentasi vertex dengan oksiput posterior.



DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. “Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”. Buku Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta.
 Rukiah, Ai. 2010. “Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”. Buku Kesehatan: Jakarta.
 Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan”  Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
 Chellious.2011.” Malpresentasi Janin”,http://www.Worpres.com/diakses tanggal 13 oktober 2012.


Terimakasih telah berkunjung & Semoga membawa manfaat bagi kita semua... :)
Oleh : Nur Indah Trisna Sari | Humas Himika 2012/2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar